Penjelasan lebih lanjut:
Ciri - ciri Puisi
Jenis Puisi
Unsur Puisi
Contoh Puisi
Ciri-ciri:
Bahasa yang padat: Puisi menggunakan sedikit kata untuk menyampaikan banyak makna.
Kiasan dan simbol: Puisi sering menggunakan bahasa kiasan dan simbol untuk memberikan makna tambahan.
Irama dan rima: Puisi sering menggunakan irama dan rima untuk menciptakan keindahan suara dan memperkuat makna.
Estetika: Puisi ditujukan untuk memberikan pengalaman estetis dan keindahan bagi pembaca.
Jenis puisi:
Puisi naratif: Puisi yang menceritakan suatu kisah atau peristiwa.
Puisi lirik: Puisi yang mengekspresikan perasaan dan emosi penyair.
Puisi deskriptif: Puisi yang menggambarkan suatu keadaan, benda, atau peristiwa secara rinci.
Puisi lama: Puisi yang dibuat sebelum abad ke-20 dan terikat pada aturan tertentu.
Unsur puisi:
Struktur fisik: Diksi, imaji, gaya bahasa, tipografi, kata konkret, dan rima.
Struktur batin: Tema, perasaan, dan makna.
4. Contoh Puisi :
Puisi Pendidikan
Sajak Seonggok Jagung
(oleh W.S. Rendra)
Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda
yang kurang sekolahan
Memandang jagung itu,
sang pemuda melihat ladang;
Ia melihat petani;
Ia melihat panen;
dan suatu hari subuh,
para wanita dengan gendongan
pergi ke pasar…
Dan ia juga melihat
suatu pagi hari
di dekat sumur
gadis-gadis bercanda
sambil menumbuk jagung
menjadi maisena.
Sedang di dalam dapur
tungku-tungku menyala.
Di dalam udara murni
tercium bau kue jagung.
Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda.
Ia siap menggarap jagung.
Ia melihat kemungkinan
otak dan tangan
siap bekerja
Tetapi ini:
Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda tamat SLA
Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.
Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.
Ia memandang jagung itu
dan ia melihat dirinya terlunta-lunta
Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik.
Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik
etalase ia melihat saingannya naik sepeda motor.
Ia melihat nomor-nomor lotre.
ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.
Seonggok jagung di kamar
tidak menyangkut pada akal,
tidak akan menolongnya.
Seonggok jagung di kamar
tak akan menolong seorang pemuda
yang pandangan hidupnya berasal dari buku,
dan tidak dari kehidupan.
Yang tidak terlatih dalam metode,
dan hanya penuh hafalan kesimpulan.
Yang hanya terlatih sebagai pemakai,
tetapi kurang latihan bebas berkarnya.
Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.
Aku bertanya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi
asing di tengah kenyataan persoalannya?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibukota
kikuk pulang ke daerahnya?
Apakah gunanya seseorang
belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran
atau apa saja
bila pada akhirnya
ketika ia pulang ke daerahnya lalu berkata
Di sini aku merasa asing dan sepiiiii!
Puisi Guru
Fasal-Fasal Ihwal Guru
(oleh Imam Budiman)
dari para guru aku bermula,
segenap cahaya pewaris Nabi
Guru adalah sampan dengan kemudi cinta serta dayung cahaya
yang melarung tubuhku bertualang ke samudera pengetahuan;
ke huruf-huruf arkais yang tak kukenali, ke taman bunga
penuh rumusan, angka-angka, juga kiasan bahasa
Guru adalah peletak batu pertama di alas kepalaku,
upaya dirinya menuntun–membaca aksara zaman
cahaya dalam pengabdian: teladan dan kata-kata
Guru adalah mata air yang mengalir dalam sukmaku,
nasihat yang terbit dari ketulusan dan keluhuran cinta
semoga Tuhan selalu menerangi jalanmu; kini dan kelak
Guru adalah muara khidmat tak berselat,
tanpa kenal payah hingga parau bersuara
–menjauhkanku dari segala tuba kejahilan
Guru adalah kompas di tengah belantara
yang mengarahkanku mencintai sungai,
lapisan tanah, susunan langit, hujan
semua rahasia semesta raya
Guru adalah desau angin yang merawat dedaunan
yang melahirkan matahari kecil di hati dan pikiran
menjadikan akal budiku manusia
kepada para guru aku akhiri,
segenap cahaya pewaris Nabi